Platform media sosial TikTok menegaskan pihaknya tidak memihak maupun menanggapi kritik terhadap konten Israel dan konten pro Palestina. Pernyataan tersebut muncul setelah beberapa anggota Kongres Partai Republik Amerika Serikat (AS) memperbarui desakan mereka awal bulan ini agar aplikasi tersebut dilarang digunakan di AS. Mereka mencatat bahwa jumlah postingan TikTok dengan tagar #freepalestine jauh lebih tinggi dibandingkan dengan postingan menggunakan tagar #standwithisrael.
“Algoritme rekomendasi kami tidak ‘memihak’ dan menerapkan langkah langkah ketat untuk mencegah manipulasi,” kata juru bicara TikTok dalam sebuah pernyataan, Selasa (14/11/2023). Dalam surat yang ditujukan kepada Menteri Keuangan AS Janet Yellen, Senator Josh Hawley merujuk pada jajak pendapat yang menunjukkan sejumlah besar generasi muda AW berusia antara 18 dan 24 tahun menganggap tindakan Hamas dapat dibenarkan (51 persen). Hawley mengatakan hal ini dapat dikaitkan dengan konten anti Israel di TikTok, tempat sebagian besar pengguna internet muda mendapatkan informasinya. Dia juga mengatakan temuan dari jajak pendapat tersebut selaras dengan “preferensi kebijakan luar negeri pemerintah China”.
Menanggapi kritik tersebut, TikTok mengatakan telah terjadi "informasi yang salah dan karakterisasi yang salah" tentang cara platform tersebut beroperasi, dan juga mengatakan tagar ditambahkan oleh pembuat konten dan bukan platform media sosial. Kisah Satu Keluarga Palestina Dipisahkan oleh Konflik Israel Hamas Konflik Israel Hamas: Akankah Pekerja India Gantikan Pekerja Palestina?
Sikap Sekjen PBB soal Konflik di Palestina: Ultimatum Israel sekaligus Kutuk Hamas Konflik di Gaza, PM Israel Netanyahu Salahkan Hamas Atas Terbunuhnya Belasan Ribu Rakyat Palestina Konflik di Gaza, Pejabat Uni Eropa Tuding Israel Biayai Hamas untuk Lemahkan Otoritas Palestina
“Jutaan orang di kawasan seperti Timur Tengah dan Asia Tenggara memiliki proporsi penayangan yang signifikan terhadap hashtag. Aada lebih banyak konten dengan #freepalestine dan #standwithpalestine serta lebih banyak penayangan secara keseluruhan,” kata juru bicara itu. “Sangat mudah memilih hashtag untuk mendukung narasi palsu tentang platform ini,” sambungnya. Menurut TikTok, meskipun #standwithisrael mungkin dikaitkan dengan jumlah video yang lebih sedikit dibandingkan #freepalestine, namun di AS, jumlah penayangan per videonya mencapai 68 persen lebih banyak, yang berarti lebih banyak orang yang melihat konten tersebut.
Baik TikTok maupun Meta yang menjadi pemilik Facebook dan Instagram, melarang konten yang mempromosikan Hamas.